Jumaat, 15 Jun 2012

kepewiraan pemuda- suatu anugerah

Al-Quran banyak mengisahkan perjuangan para Nabi dan Rasul a.s yang kesemuanya adalah orang-orang terpilih daripada kalangan pemuda yang berusia sekitar empat puluhan. Bahkan ada di antara mereka yang telah diberi kemampuan untuk berdebat dan berdialog sebelum umurnya genap 18 tahun. Berkata Ibnu Abbas r.a. "Tak ada seorang nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia dipilih di kalangan pemuda sahaja (yakni 30-40 tahun). Begitu pula tidak seorang ‘Alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda". Kemudian Ibnu Abbas membaca firman Allah swt: "Mereka berkata: Kami dengan ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim"(Al Anbiyaa:60, Tafsir Ibnu Katsir III/183). Tentang Nabi Ibrahim, Al-Quran lebih jauh menceritakan bahawa beliau telah berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan mereka kepada patung-patung. Saat itu beliau belum dewasa. Sebagaimana firman-Nya: "Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Ibrahim kepandaian sejak dahulu (sebelum mencapai remajanya) dan Kami lenal kemahirannya. Ketika dia berkata:’Sungguh kalian dan bapa-bapa kalian dalam kesesatan yang nyata’. Mereka menjawab:’ Apakah engkau membawa kebenaran kepada kami, ataukah engkau seorang yang bermain-main sahaja? Dia berkata: Tidak! Tuhan kamu adalah yang memiliki langit dan bumi yang diciptakan oleh-Nya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu". Al Anbiyaa:51-56] Perlu ditekankan bahawa para Nabi a.s itu hanya diutus untuk mengubah keadaan, sehingga setiap Nabi yang diutus adalah orang-orang terpilih dan hanya daripada kalangan pemuda (syabab) sahaja. Bahkan kebanyakan daripada pengikut mereka daripada kalangan pemuda juga (meskipun begitu ada juga pengikut mereka itu terdiri daripada mereka yang sudah tua dan juga yang masih kanak-kanak. "Ashabul Kahfi", yang tergolong sebagai pengikut nabi Isa a.s adalah sekelompok adalah anak-anak muda yang usianya masih muda lagi yang mana mereka telah menolak untuk kembali keagama nenek moyang mereka yakni menyembah selain Allah. Disebabkan bilangan mereka yang sedikit (hanya tujuh orang), mereka telah bermuafakat untuk mengasingkan diri daripada masyarakat dan berlindung di dalam sebuah gua. Fakta ini diperkuatkan oleh Al-Quran di dalam surah Al-Kahfi ayat 9-26, di antaranya: "(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat perlindungan (gua) lalu berdoa: ‘Wahai uhan kami berikanlah rahmat depada kami dari sisi-Mu dan tolonglah kami dalam menempuh langkah yang tepat dalam urusan kami (ini) (10)…Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad saw) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta) dan Kami beri mereka tambahan pimpinan (iman, taqwa, ketetapan hati dan sebagainya) (13). Junjungan kita Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul tatkala baginda berumur 40 tahun. Pengikut-pengikut baginda pada generasi pertama kebanyakannya juga daripada kalangan pemuda, bahkan ada yang masih kecil. Usia para pemuda Islam yang dibina pertama kali oleh Rasulullah saw di Daarul Arqaam pada tahap pembinaan, adalah sebagai berikut: yang paling muda adalah 8 tahun, iaitu Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Al-Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, 11 tahun, Al Arqaam bin Abil Arqaam 12 tahun, Abdullah bin Mazh’un berusia 17 tahun, Ja’far bin Abi Thalib 18 tahun, Qudaamah bin Abi Mazh’un berusia 19 tahun, Said bin Zaid dan Shuhaib Ar Rumi berusia dibawah 20 tahun, ‘Aamir bin Fahirah 23 tahun, Mush’ab bin ‘Umair dan Al Miqdad bin al Aswad berusia 24 tahun, Abdullah bin al Jahsy 25 tahun, Umar bin al Khathab 26 tahun, Abu Ubaidah Ibnuk Jarrah dan ‘Utbah bin Rabi’ah, ‘Amir bin Rabiah, Nu’aim bin Abdillah, ‘ Usman bin Mazh’un, Abu Salamah, Abdurrahman bin Auf di mana kesemuanya sekitar 30 tahun, Ammar bin Yasir diantara 30-40 tahun, Abu Bakar Ash Shiddiq 37 tahun. Hamzah bin Abdul Muththalib 42 tahun dan ‘Ubaidah bin Al Harith yang paling tua di antara mereka iaitu 50 tahun. Malah ratusan ribu lagi para pejuang Islam yang terdiri daripada golongan pemuda. Mereka memperjuangkan dakwah Islam, menjadi pembawa panji-panji Islam, serta merekalah yang akan kedepan menjadi benteng pertahanan ataupun serangan bagi bala tentera Islam dimasa nabi ataupun sesudah itu. Mereka secara keseluruhannya adalah daripada kalangan pemuda, bahkan ada di antara mereka adalah remaja yang belum atau baru dewasa. Usamah bin Zaid diangkat oleh Nabi saw sebagai komander untuk memimpin pasukan kaum muslimin menyerbu wilayah Syam (saat itu merupakan wilayah Rom) dalam usia 18 tahun. Padahal di antara prajuritnya terdapat orang yang lebih tua daripada Usamah, seperti Abu Bakar, Umar bin Khathab dan lain-lainnya. Abdullah bin Umar pula telah memiliki semangat juang yang bergelora untuk berperang sejak berumur 13 tahun. Ketika Rasulullah saw sedang mempersiapkan barisan pasukan pada perang Badar, Ibnu Umar bersama al Barra’ datang kepada baginda seraya meminta agar diterima sebagai prajurit. Saat itu Rasulullah saw menolak kedua pemuda kecil itu. Tahun berikutnya, pada perang Uhud, keduanya datang lagi, tapi yang diterima hanya Al barra’. Dan pada perang Al Ahzab barulah Nabi menerima Ibnu Umar sebagai anggota pasukan kaum muslimin (Shahih Bukhari VII/266 dan 302). Terdapat satu peristiwa yang sangat menarik untuk renungan para pemuda di zaman ini. Peristiwa ini selengkapnnya diceritakan oleh Abdurrahman bin Auf: "Selagi aku berdiri di dalam barisan perang Badar, aku melihat ke kanan dan ke kiri ku. Saat itu tampaklah olehku dua orang Anshar yang masih muda belia. Aku berharap semoga aku lebih kuat daripada mereka. Tiba-tiba salah seorang daripada mereka menekanku sambil berkata: ‘Wahai pakcik apakah engkau mengenal Abu Jahal ?’ Aku menjawab: ‘Ya, apakah keperluanmu padanya, wahai anak saudara ku ?’ Dia menjawab: ‘ Ada seorang memberitahuku bahawa Abu Jahal ini sering mencela Rasulullah saw. Demi (Allah) yang jiwaku ada ditangan-Nya, jika aku menjumpainya tentulah takkan kulepaskan dia sampai siapa yang terlebih dulu mati antara aku dengan dia!" Berkata Abdurrahman bin Auf: ‘Aku merasa hairan ketika mendengarkan ucapan anak muda itu’. Kemudian anak muda yang satu lagi menekan ku pula dan berkata seperti temannya tadi. Tidak lama berselang daripada itu aku pun melihat Abu Jahal mundar dan mandir di dalam barisannya, maka segera aku khabarkan (kepada dua anak muda itu): ‘Itulah orang yang sedang kalian cari." Keduanya langsung menyerang Abu Jahal, menikamnya dengan pedang sampai tewas. Setelah itu mereka menghampiri Rasulullah saw(dengan rasa bangga) melaporkkan kejadian itu. Rasulullah berkata: ‘Siapa di antara kalian yang menewaskannya?’ Masing-masing menjawab: ‘sayalah yang membunuhnya’. Lalu Rasulullah bertanya lagi: ‘Apakah kalian sudah membersihkan mata pedang kalian?’ ‘Belum’ jawab mereka serentak. Rasulullah pun kemudian melihat pedang mereka, seraya bersabda: ‘Kamu berdua telah membunuhnya. Akan tetapi segala pakaian dan senjata yang dipakai Abu Jahal(boleh) dimiliki Mu’adz bin al Jamuh." (Berkata perawi hadits ini): Kedua pemuda itu adalah Mu’adz bin "afra" dan Mu’adz bin Amru bin Al Jamuh" (Lihat Musnad Imam Ahmad I/193 . Sahih bukhari Hadits nomor 3141 dan Sahih Muslim hadits nombor 1752. Pemuda seperti itulah yang sanggup memikul beban dakwah serta menghadapi berbagai cubaan dengan penuh kesabaran. Allah SWT berfirman: "Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama beliau, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan merekalah orang -orang yang memperoleh berbagai kebaikan dan merekalah orang-oang yang beruntung" (At Taubah: 88) Rasulullah SAW menjanjikan bahawa Islam pun akan menguasai dunia seperti sabdanya: "Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan bagiku dunia ini, baik u***** Timur mahupun Barat. Dan kekuasaan umatku sampai kepada apa yang telah diberikan kepadaku dari dunia ini. " HR Muslim VIII/hadits no. 17771. Abu Daud hadits no 4252. Tirmidzi II/27. Ibnu Majah hadits no 2952 dan Ahmad V/278-284). Dakwah Islam kini dan Cabarannya Perbezaan antara dakwah Islam di masa kini dengan masa dahulu; antara lain adanya tentangan yang lebih kompleks dan pemahaman ummat terhadap Islam berada pada titik terlemah. Dulu Rasul SAW dan para sahabat hanya menghadapi kaum musyrikin Quraisy, ahli kitab (Yahudi Madinah, Nasrani Najran, dan Nasrani Rumawi), dan Majusi Persia. Kini, di samping berbagai agama di atas, telah berkembang isme-isme atau ideologi yang beragam banyaknya yang intinya sama iaitu faham-faham yang bertolak dari kekufuran terhadap agama secara umum. Celakanya isme-isme tersebut sempat menipu sebahagian kaum muslimin di berbagai dunia Islam dan menyebabkan mereka berkelompok-berkelompok serta berpecah belah dan bermusuhan atas nama isme-isme tersebut, sedangkan mereka sama-sama mengaku muslim. Isme-Isme yang telah menyebar di seluruh dunia saat ini adalah memisahkan agama dari kehidupan – konsekuensinya memisahkan agama dari negara. Fahaman yang muncul dari ketidakpuasan mesyarakat Barat terhadap gereja, yang menyengsarakan masarakat itu kemudin melahirkan fahaman-fahaman Barat lainnya seperti nasionalisme, liberalisme, kapitalisme, demokrasi, fasisme, totalisterianisme, dan anarkihisme (Dr M. Manzoor Alam, Perana Pemuda Muslim Menata dunia masa kini, hal 19). Para pemuda wajib mempersiapkan diri dengan pemahaman Islam yang jernih secara mendalam agar mampu menampilkan Islam sebagai sistem hidup yang komprehensif. Sistem Barat yang sedang memimpin dunia kini telah terbukti tak mampu menjamin kesejahteraan dan ketenteraman serta kebahagian umat manusia, bahkan untuk masyarakat mereka sendiri pun tidak. Komunisme telah dikubur masyarakatnya sendiri pada tahun 1991. Kapitalisme nampaknya akan segera pula berakhir. Dua orang ahli dan praktis ekonomi AS, Harry Fifi dan Gerald Swanson, dalam bukunya yang terbit awal 1994 memperkirakan negaranya akan mengalami kebangkrutan ekonomi pada tahun 1995. Mereka meramalkan, As takkan mampu melunaskan hutangnya yang mencapai 6.56 trilion dolar pada tahun tersebut! Jadi Islamlah yang berhak memimpin dunia ini seperti dulu pernah terjadi. Rasulullah SAW bersabda: "Perkara ini (iaitu Islam) akan merebak ke segenap penjuru yang ditembus malam dan siang. Allah tidak akan membiarkan satu rumah pun, baik gedung maupun gubuk melainkan Islam akan memasukinya sehingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran." (HR ibnuHibban no. 1631-1632) Inilah misi dan tanggung jawab generasi Islam di masa kini, iaitu mengembang dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin untuk menghidupkan Islam kembali. Hanya pemuda-pemuda Islamlah yang mampu menjayakan rencana tersebut. Banyak di antara pemuda sekarang yang telah bangkit, sedar dan bangun dari tidurnya bahawa Islamlah satu-satunya pandangan hidup mereka. Timbul dorongan besar dalam diri mereka untuk memperjuangkan islam, bersama gerakan-gerakan Islam yang saat ini sudah ada di seluruh dunia Islam yang jumlahnya sudah mencapai ribuan dan anggotanya kebanyakan adalah dari kalangan pemuda. Inilah masa kebangkitan pemuda Islam. Persatuan dunia Islam dan tegaknya kembali panji Laa Ilaha Illallaah Muhammadur Rasululllah ada di hadapan mereka. Masa Depan Di Tangan Islam Berdasarkan dalil-dalil yang kuat, diyakini Islam akan melingkupi seluruh dunia dimasa depan. "Dialah yang mengutuskan rasulnya (dengan membawa ) petunjuk yang benar dan agama yang hak untuk dimenangkanNya diatas seluruh agama walaupun orang-orang musyrik membencinya " (At-Taubah: 33) Bila kejayaan Islam masa lalu muncul akibat dakwah Islam yang banyak ditunjangi oleh para pemuda pemudi Islam yang memiliki sifat dan sikap perjuangan yang gigih yang sanggup tanpa mengira siang dan malam demi kepentingan Islam. Maka demikian juga masa depan Islam. Sunnahtullah tidak pernah berubah. Siapa yang unggul dialah pemimpin ummat Islam masa lalu, terutamanya para pemuda-pemudi unggul kerana mereka benar-benar memeluk Islam secara Kaffah, lurus aqidahnya dan penuh ketaatannya pada syariatnya. Bagaimana dengan pemuda-pemudi Islam sekarang? Pemuda-pemudi Islam sekarang hidup dalam lingkungan jahiliah disekitarnya berlaku tentangan kehidupan tidak Islam dalam hampir semua aspek kehidupan, disertai dengan proses melenyapkan islam melalui media massa yang semakin berleluasa. Dari satu sudut mereka tetap muslim tetapi dari sudut yang lain, pemikiran, perasaan dan tingkah laku dalam berpakaian, bergaul, bermuamalah telah banyak dicemari oleh pemikiran, perasan dan tingkah laku tidak islami yang kebanyakan bersumberkan dari khazanah pemikiran kafir Barat. Kafir Barat bersungguh sungguh melakukan proses pembaratan (westernisasi). Melalui racun sesat pemikiran Barat (westoxciation), mereka berusaha mempengaruhi dan membelokkan pemahaman kaum muslimin terutamanya kaum mudanya agar jauh dari nilai-nilai Islam yang murni. Di bidang ekonomi mereka mengembangkan kapitalisme yang berintikan asas manfaat. Menurut mereka, apa saja boleh dilakukan bila menguntungkan secara material, tidak peduli sekalipun ia bertentangan dengan aturan agama. Di bidang budaya menyebarkan westernisme yang berintikan amoralisme jahilliah. Bagi mereka tidak ada pantang larang, termasuk seks bebas, pakaian tidak senonoh, pelagi tidak menggangu kepentingan orang lain. Di bidang politik, penyebaran nasionalisme yang menyebabkan kaum muslimin terpecah belah. Bila tidak waspada, pemuda-pemudi Islam masa kini akan dengan mudah terasing dari deennya. Ajaran-ajaran Islam tentang pakaian, makanan politik dan sebagainya, ditanggapinya sebagai fikiran dan seruan yang asing. Bila demikian keadaan pemuda-pemudi Islam sekarang, bagaimana akan dapat diharapkan kejayaan Islam di masa depan sebagaimana telah dijanjikan Allah? Dahulu, (Imam) Syafii telah hafal Al Quran pada usia sekitar 9 tahun dan mulai diminta ijtihadnya pada usia kira-kira 13 tahun, akhirnya ia menjadi mujtahid, imam madzhab yang terkemuka. Hassan Al Banna mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin pada usia 23 tahun. Usamah bin Zaid pada usia 18 tahun telah memimpin pasukan perang Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam pada usia 8 tahun telah terlibat dalam perjuangan. Kini, apakah yang sedang dilakukan dan difikirkan oleh remaja berusia 8 hingga 18 tahun dan pemuda-pemudi berusia 23 tahunan ? Remaja dan pemuda-pemudi sekarang lebih banyak aktif untuk memuaskan nafsu remaja semata-mata. Lihatlah cara berpakaian mereka, cara bergaul, kreativiti dan sejenisnya. Gambaran remaja dan pemuda-pemudi yang tampil di berbagai media, tak ada bezanya antara mereka (yang mengaku Muslim) dengan artis-artis yang jelas menyebarkan kekufuran dan kesesatannya, realiti inilah yang terpampang di depan mata dan telinga kita. Jelas, dan sangatlah jelas, perlunya kebangkitan umat, khususnya dari kaum mudanya, bila kita semua menginginkan kejayaan Islam kembali. Diperlukan pemuda-pemudi Islam sekualiti para sahabat yang memiliki komitmen tauhid yang lurus, keberanian menegak kebenaran. Akhirul Qalam marilah bersama bergerak dengan ayunan dan rentak yang sama. Semoga Daulah Khilafah tertegak di atas usaha kita.. Wallahua'lam

"KISAH YANG MUNGKIN NYATA"

Seperti biasa, setelah pulang dari pejabat dan tiba di rumah, aku terus duduk berehat disofa sambil melepas penat. Sepertinya aku sangat malas untuk membersihkan diri dan menunaikan solat. Sementara anak2 & isteri sedang berkumpul diruang tengah. Dalam keletihan tadi, aku disegarkan dengan adanya angin dingin sepoi2 yang menghembus tepat di muka ku. Selang beberapa lama seorang yang tak tampak mukanya berjubah putih dengan tongkat ditangannya tiba2 sudah berdiri di depan mata. Aku sangat terkejut dengan kedatang! annya yang tiba2 itu. Sebelum sempat bertanya..... siapa dia... tiba2 aku merasa dada ku sesak... sukar untuk bernafas....namun aku berusaha untuk tetap menghirup udara seperti biasa.Yang aku rasakan waktu itu ada sesuatu yang berjalan pelan2 dari dadaku...... terus berjalan.....kekerongkongku.... sakittttttttt........ sakit......rasanya. Keluar airmataku menahan rasa sakitnya,....Oh Tuhan apa yang telah berlaku pd diriku.....Dalam keadaan yang masih sukar bernafas tadi, benda tadi terus memaksa untuk keluar dari tubuhku...kkhh......... khhhh..... kerongkonganku berbunyi. Sakit rasanya, amat teramat sakit..... Seolah tak mampu aku menahan benda tadi...Badanku gementar... peluh keringat meluncur deras....mataku terbelalak..... air mataku seolah tak berhenti.Tangan & kakiku kejang2 sedetik setelah benda itu meninggalkan aku. Aku melihat benda tadi dibawa oleh lelaki misteri itu... pergi... berlalu begitu saja.... hilang dari pandangan. Namun setelah itu......... aku merasa aku jauh lebih ringan, sehat, segar, cerah... tidak seperti biasanya. Aku heran... isteri & anak2 ku yang sedari tadi ada diruang tengah, tiba2 terkejut berhamburan ke arahku.. Di situ aku melihat ada seseorang yang terbujur kaku ada tepat di atas sofa yang kududuki tadi. Badannya dingin kulitnya membiru. Siapa dia???????...Mengapa anak2 & isteriku memeluknya sambil menangis...mereka menjerit... histeria ... terlebih isteriku seolah tak mau melepaskan orang yang terbujur tadi... Siapa dia.............???????? Betapa terkejutnya aku ketika wajahnya dibalikkan. Dia........ dia....... dia mirip dengan aku.... ada apa ini Tuhan...???????? Aku cuba menarik tangan isteriku tapi tak mampu..... Aku cuba pula untuk merangkul anak2 ku tapi tak berjaya. Aku cuba jelaskan kalau itu bukan aku. Aku cuba jelaskan kalau aku ada di sini.. Aku mulai berteriak..... tapi mereka seolah tak mendengarkan aku. Seolah mereka tak melihatku... Dan mereka terus-menerus menangis.... aku sedar.. aku sedar bahawa lelaki yang misteri tadi telah membawa rohku. Aku telah mati... aku telah mati. Aku telah meninggalkan mereka .. tak kuasa aku menangis.... berteriak......Aku tak kuat melihat mereka menangisi mayatku. Aku sangat sedih.. selama hidupku belum banyak yang kulakukan untuk membahagiakan mereka. Belum banyak yang telah kulakukan untuk membimbing mereka. Tapi waktuku telah habis....... masaku telah terlewat........ aku sudah dikembalikan pada saat aku terduduk di sofa setelah penat seharian bekerja.Sungguh, bila aku tahu aku akan mati, aku akan membahagi waktu bila harus bekerja, beribadah, untuk keluarga dll. Aku menyesal aku terlambat menyedarinya. Aku mati dalam keadaan belum sholat. Oh Tuhan, JIKA kau inginkan keadaanku masih hidup dan masih bisa membaca E-mail! ini sungguh aku amat sangat bahagia. Karena aku MASIH mempunyai waktu untuk bersimpuh, mengakui segala dosa & berbuat kebaikan sehingga bila maut menjemputku kelak aku telah berada pada keadaan yang lebih bersedia.

Hati Seorang Ayah

Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang bertanya kepada
ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang
mengusap
wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang
terbongkok-bongkok, disertai suara batuk-batuknya.

Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya : "Ayah, mengapa wajah
ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian
membongkok ?"

Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang berehat di
beranda.
Si ayah menjawab : "Sebab aku lelaki."
Anak perempuan itu berkata sendirian : "Aku tidak mengerti".
Dengan kerut-kening kerana jawapan ayahnya membuatnya termenung
rasa kebingungan.
Ayah hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anaknya itu, terus
menepuk-nepuk bahunya, kemudian si ayah mengatakan : "Anakku,
kamu memang belum mengerti tentang lelaki."

Demikian bisik Si ayah, yang membuat anaknya itu bertambah
kebingungan.
Kerana perasaan ingin tahu, kemudian si anak itu mendapatkan
ibunya
lalu bertanya kepada ibunya : "Ibu, mengapa wajah Ayah jadi
berkerut-merut dan badannya kian hari kian membongkok?
Dan sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa
sakit ?"

Ibunya menjawab : "Anakku, jika seorang lelaki yang benar-benar
bertanggungjawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."

Hanya itu jawapan si ibu. Si anak itupun kemudian membesar dan
menjadi dewasa, tetapi dia tetap juga masih tercari-cari
jawapan,
mengapa wajah ayahnya yang tampan menjadi berkerut-merut dan
badannya menjadi membongkok?

Hingga pada suatu malam, dia bermimpi. Di dalam impian itu
seolah-
olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali.
Dan
kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu
rangkaian
kalimah sebagai jawapan rasa kebingungannya selama ini.
"Saat Ku-ciptakan lelaki, aku membuatnya sebagai pemimpin
keluarga
serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia
senantiasa
akan
berusaha untuk menahan setiap hujungnya, agar
keluarganya merasa aman, teduh dan terlindung."

"Ku ciptakan bahunya yang kuat dan berotot untuk membanting-
tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus
cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."
"Ku berikan kemahuan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap
nasi yang berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal
dan
bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali
dia
mendapat cercaan dari anak-anaknya".
"Ku berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat
dirinya
pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya
tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan
badannya berbasah kuyup kedinginan dan kesejukan kerana tersiram
hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya
dicurahkan
demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua
orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari
jerih-
payahnya."
"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta kesungguhan yang akan
membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing
keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap
perjalanan
hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya".
"Ku berikan perasaan cekal dan gigih untuk berusaha berjuang
demi
mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi
apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai
perasaannya, melukai hatinya.
Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan
rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta
sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat
dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling
menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara."
"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk
memberikan pengertian dan kesedaran terhadap anak-anaknya
tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali
ditentang
bahkan dikotak-katikkan oleh anak-anaknya."
"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk
memberikan pengetahuan dan menyedarkan, bahawa isteri yang baik
adalah isteri yang setia terhadap suaminya, isteri yang baik
adalah
isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi
perjalanan hidup baik suka mahupun duka, walaupun seringkali
kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan
kepada isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling
melengkapi serta saling menyayangi."
"Ku berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahawa lelaki
itu senantiasa berusaha sekuat daya fikirnya untuk mencari dan
menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga
bahagia dan badannya yang terbongkok agar dapat membuktikan,
bahawa sebagai lelaki yang bertanggungjawab terhadap seluruh
keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta
segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi
kelanjutan hidup keluarganya."
"Ku berikan kepada lelaki tanggungjawab penuh sebagai pemimpin
keluarga, sebagai tiang penyangga ( seri / penyokong ), agar
dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan
yang dimiliki oleh lelaki, walaupun sebenarnya tanggungjawab ini
adalah amanah di dunia dan akhirat."
Terkejut si anak dari tidurnya dan segera dia berlari, berlutut
dan
berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik
ayahnya
yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak itu
menggenggam
dan mencium telapak tangan ayahnya.
"Aku mendengar dan merasakan bebanmu, ayah."
Nota : Bila ayah anda masih hidup jangan sia-siakan kesempatan
untuk
membuat hatinya gembira. Bila ayah anda telah tiada, jangan
putuskan
tali silaturahmi yang telah dirintisnya dan doakanlah agar Allah
selalu
menjaganya dengan sebaik-baiknya. Amin.
------- End of Forwarded Message -------

Rabu, 13 Jun 2012

pengorbanan seorang budak demi Risalah, dan realiti kisah ini dengan kita.


Dari Shuhaib Ar-Rumi radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada seorang raja pada zaman sebelum kalian. Ia memiliki seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir itu telah tua, ia berkata kepada sang raja, ‘Sesungguhnya usiaku telah tua dan ajalku telah dekat. Karena itu, utuslah kepadaku seorang anak muda agar aku ajari sihir’. Maka diutuslah seorang pemuda yang kemudian ia ajari sihir. Dan jalan antara raja dengan tukang sihir itu terdapat seorang rahib.
Pemuda itu mendatangi sang rahib dan mendengarkan pembicaraannya. Sang pemuda begitu kagum kepada rahib dan pembicaraannya. Begitu ia sampai kepada tukang sihir karena terlambat serta merta ia dipukulnya seraya ditanya, ‘Apa yang menghalangimu?’ Dan bila sampai di rumahnya, keluarganya memukulnya seraya bertanya, ‘Apa yang menghalangimu (sehingga terlambat pulang)?’ Lalu, ia pun mengadukan halnya kepada sang rahib. Rahib berkata, ‘Jika tukang sihir ingin memukulmu katakanlah, aku terlambat karena keluargaku. Dan jika keluargamu hendak memukulmu maka katakanlah, aku terlambat karena (belajar dengan) tukang sihir’.
Suatu kali, ia menyaksikan binatang besar dan menakutkan yang menghalangi jalan manusia, sehingga mereka tidak bisa menyeberang. Maka sang pemuda berkata, ‘Saat ini aku akan mengetahui, apakah perintah ahli sihir lebih dicintai Allah ataukah perintah rahib. Setelah itu ia mengambil batu seraya berkata, ‘Ya Allah, jika perintah rahib lebih engkau cintai dan ridhai daripada perintah tukang sihir maka bunuhlah binatang ini, sehingga manusia bisa menyeberang’. Lalu ia melemparnya, dan binatang itu pun terbunuh kemudian ia pergi. Maka ia beritahukan halnya kepada rahib. Lalu sang rahib berkata, ‘Wahai anakku, kini engkau telah menjadi lebih utama dari diriku. Kelak, engkau akan diuji. Jika engkau diuji maka jangan tunjukkan diriku.
Selanjutnya, pemuda itu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan segala jenis penyakit. Allah menyembuhkan mereka melalui kedua tangannya. Alkisah, ada pejabat raja yang tiba-tiba buta. Ia mendengar tentang pemuda itu. Maka ia membawa hadiah yang banyak kepadanya seraya berkata, ‘Sembuhkanlah aku, dan engkau boleh memiliki semua ini! Pemuda itu menjawab, ‘Aku tidak bisa menyembuhkan seseorang. Yang bisa menyembuhkan adalah Allah Azza wa Jalla. Jika Anda beriman kepada Allah dan berdo’a kepadaNya, niscaya Ia akan menyembuhkanmu. Ia lalu beriman dan berdo’a kepada Allah dan sembuh. Kemudian ia datang kepada raja dan duduk di sisinya seperti sedia kala.
Sang raja bertanya, ‘Wahai fulan, siapa yang menyembuhkan penglihatanmu?’ Ia menjawab, ‘Tuhanku’. Raja berkata, ‘Saya?’ ‘Tidak, tetapi Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’, tegasnya. Raja bertanya, ‘Apakah kamu memiliki Tuhan selain diriku?’ Ia menjawab, ‘Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’. Demikianlah, sehingga ia terus-menerus disiksa sampai ia menunjukkan kepada sang pemuda. Pemuda itu pun didatangkan. Sang raja berkata, ‘Wahai anakku, sihirmu telah sampai pada tingkat kamu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan berbagai penyakit lainnya’. Sang pemuda menangkis, ‘Aku tidak mampu menyembuhkan seorang pun. Yang menyembuhkan hanyalah Allah Azza wa Jalla. Raja berkata, ‘Aku?’ ‘Tidak!’, kata pemuda. ‘Apakah kamu punya Tuhan selain diriku?’ Ia menjawab, ‘Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’.
Lalu ia pun terus disiksa sehingga ia menunjukkan kepada rahib. Maka rahib itu pun didatangkan. Sang raja berkata, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua. Kepada pejabat raja yang (dulunya) buta juga dikatakan, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua. Kepada sang pemuda juga dikatakan, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak. Lalu bersama beberapa orang ia dikirim ke gu-nung ini dan itu. (Sebelumnya) sang raja berpetuah, ‘Ketika kalian telah sampai pada puncak gunung maka bila ia kembali kepada agamanya (biarkanlah dia). Jika tidak, maka lemparkanlah dia! Mereka pun berangkat. Ketika sampai di ketinggian gunung, sang pemuda berdo’a, ‘Ya Allah, jagalah diriku dari mereka, sesuai dengan kehendakMu. Tiba-tiba gunung itu mengguncang mereka, sehingga se-muanya tergelincir.
Lalu sang pemuda datang mencari sampai bisa bertemu raja kembali. Raja bertanya, ‘Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?’ Ia menjawab, ‘Allah menjagaku dari mereka’. Kembali ia dikirim bersama beberapa orang dalam sebuah perahu kecil. Raja berkata, ‘Jika kalian berada di tengah lautan (maka biarkanlah ia) jika kembali kepada agamanya semula. Jika tidak, lemparkanlah dia ke laut yang luas dan dalam’. Sang pemuda berdo’a, ‘Ya Allah, jagalah aku dari mereka, sesuai dengan kehendak-Mu’. Akhirnya mereka semua tenggelam dan sang pemuda datang lagi kepada raja. Sang raja bertanya, ‘Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?’ Ia menjawab, ‘Allah menjagaku dari mereka’. Lalu sang pemuda berkata, ‘Wahai raja, kamu tidak akan bisa membunuhku sehingga engkau melakukan apa yang kuperintahkan. Jika engkau melakukan apa yang aku perintahkan maka engkau akan bisa membunuhku. Jika tidak, engkau tak akan bisa membunuhku’.
Raja penasaran, ‘Perintah apa?’ Sang pemuda menjawab, ‘Kumpulkanlah orang-orang di satu padang yang luas, lalu saliblah aku di batang pohon. Setelah itu ambillah anak panah dari wadah panahku, lalu ucapkan, ‘Bismillahi rabbil ghulam (dengan nama Allah, Tuhan sang pemuda). Maka (raja memanahnya) dan anak panah itu tepat mengenai pelipisnya. Pemuda itu meletakkan tangannya di bagian yang kena panah lalu meninggal dunia. Maka orang-orang berkata, ‘Kami beriman kepada Tuhan sang pemuda. Kami beriman kepada Tuhan sang pemuda. Lalu dikatakan kepada raja, ‘Tahukah Anda, sesuatu yang selama ini Anda takut-kan? Kini sesuatu itu telah tiba, semua orang telah beriman. Lalu ia memerintahkan membuat parit-parit di beberapa persimpangan jalan, kemudian dinyalakan api di dalamnya. Dan raja pun bertitah, ‘Siapa yang kembali kepada agama-nya semula, maka biarkanlah dia. Jika tidak, maka lemparkanlah dia ke dalamnya’.
Maka orang-orang pun menolaknya sehingga mereka bergantian dilemparkan ke dalamnya. Hingga tibalah giliran seorang wanita bersama bayi yang sedang disusuinya. Sepertinya, ibu itu enggan untuk terjun ke dalam api. Tiba-tiba sang bayi berkata, ‘Bersabarlah wahai ibuku, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran’.”
(HR. Ahmad dalam Al-Musnad, 6/16-18, Muslim dan An-Nasa’i dari hadits Hammad bin Salamah. Dan An-Nasa’i serta Hammad bin Zaid menambahkan, yang keduanya dari Tsabit. Dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari jalan Abdurrazak dari Ma’mar dari Tsabit dengan sanad darinya. Ibnu Ishaq memasukkannya dalam Sirah dan disebutkan bahwa nama pemuda itu adalah Abdullah bin At-Tamir).

Isnin, 11 Jun 2012

Asas Dalam Mencari Tuhan


Who’s God?
Apakah wujud tuhan?
Siapakah tuhan itu? Bagaimanakah tuhan itu?

Soalan yang menarik. Kerana apa? Kerana kita telah dilahirkan dengan satu ‘pakej beragama’. Maksud saya, bukan diatas kehendak kita sendiri, tetapi kita telah ‘diberikan’ oleh ibu bapa kita dan di dalam sijil kelahiran kita 'Islam' itu. Kita ‘dipaksa’ untuk beragama dan bertuhan tanpa kita mengetahui sesuatu mengenainya. Jadi, apakah itu agama? Dari situ lahirlah soalan-soalan seperti di atas. Mencari jawapan tentang sesuatu yang sangat penting; Tuhan! Menarik bukan?

Oh my God!!! Oh Goshh!!
God, damn it!! Allah, terlupa pula!!! Allah, macam mana aku nak buat ni?? Ya Rabbi...apa nk jadi dengan ko ni usop…

Secara tidak sengaja, kita mengenal DIA. Itu pun daripada leteran ibu dan ‘bahasa gaul’ kawan-kawan di sekeliling kita. Tapi, berbalik semula kepada soalan-soalan di atas, siapakah Tuhan? Adakah Tuhan itu wujud? Bagaimanakah bentuk Tuhan itu?

Kawan-kawan,
Satu strategi canggih yang diajarkan oleh seorang guru dalam usaha kita untuk mengenal dan mengetahui tentang Tuhan ialah : Tidak ‘membayangkan’ dan ‘menciptakan’ imej tuhan itu dengan fikiran kita sendiri. Kenapa saya mengatakan strategi ini canggih? Kerana strategi ini sesuai untuk semua agama, semua bangsa, semua manusia yang ‘teringin’ untuk mengenal dan mencari tuhan mereka.

Kita tahu Tuhan itu wujud. Kalau ada yang berpendapat ‘Tuhan’ itu tidak wujud pun, saya yakin sekurang-kurangnya kita semua sepakat dan tahu ‘pencipta’ itu wujud. Jadi, apakah bentuk pencipta itu? Bagaimanakah dia? Melalui strategi tadi, kita diajar supaya jangan me’reka’ iaitu mencipta sendiri sifat tuhan. Kenapa? Kerana fitrah kita sebagai MANUSIA, fikiran dan ciptaan kita tidak akan lari daripada apa yang kita pernah lihat, pernah rasa, sentuh, bau dan sebagainya. Adapun yang berbeza dan ‘sedikit asing’ juga berputar-putar di dalam lingkungan idea cetek manusia ini. Asing bagaimana sekalipun ciptaan kita itu, ia tetap diberikan mata, tangan, sesungut (antena atas kepala), kaki, badan, ekor dan sebagainya. Jadi Tuhan ataupun ‘pencipta’ yang hebat itu tadi akan tercemar kehebatannya dan tercemar sifat agungnya dengan fikiran dan rekaan kita itu tadi. DIA akan disifatkan seperti apa yang kita biasa lihat di sekeliling dan sekitar kita. Maka tuhan akan berbentuk seperti manusia. Orang yang kulit gelap akan ‘menggelapkan’ tuhan mereka, yang berkulit putih akan ‘memutihkan’ tuhan mereka, yang bermata kecil akan ‘mengecilkan’ mata tuhan mereka. Ini tidak adil. Tuhan bukan begitu! Masakan seorang yang berkulit gelap ingin bertuhankan tuhan yang berkulit putih? Akan timbul ‘inferiority complex’ dikalangan mereka nanti. DIA tidak boleh dibentuk,direka dan diciptakan oleh manusia, kerana manusia itu cetek ideanya.

Jadi, bagaimana? Bagaimanakah Tuhan itu?

Biarlah DIA sendiri yang memperincikan dirinya. Dimanakah ingin mendapatkan sifat-sifat itu? Carilah di dalam kitab agama masing-masing. Buanglah sifat sebahagian orang yang katanya beragama tetapi tidak pernah mengkaji agamanya dan tidak pernah membuka kitab daripada Tuhannya. Hanya namanya ‘muslim’ tetapi tidak pernah membuka buku panduan iaitu kitab suci Al-Quran. Kalaupun pernah membuka dan membacanya, tidak pernah membaca makna dan mengambil isi-isi yang terdapat di dalamnya dengan alasan bahawa kita tidak boleh membaca makna kerana kita tidak belajar ilmu-ilmu agama, nanti sesat. Jadi kita hanya membaca tulisan Arab sahaja tanpa mengetahui maksudnya. Alangkah ruginya bahasa itu tidak dimengertikan di dalam bahasa kita, alangkah ruginya kitab itu diciptakan….


KISAH TELADAN (Tujuh perkara ganjil.)



Terdapat seorang pemuda yang kerjanya menggali kubur dan mencuri kain kafan untuk dijual. Pada suatu hari, pemuda tersebut berjumpa dengan seorang ahli ibadah untuk menyatakan kekesalannya dan keinginan untuk bertaubat kepada Allah s. w. t. Dia berkata, "Sepanjang aku menggali kubur untuk mencuri kain kafan, aku telah melihat 7 perkara ganjil yang menimpa mayat-mayat tersebut. Lantaran aku merasa sangat insaf atas perbuatanku yang sangat keji itu dan ingin sekali bertaubat."

" Yang pertama, aku lihat mayat yang pada siang harinya menghadap kiblat. Tetapi pabila aku menggali semula kuburnya pada waktu malam, aku lihat wajahnya telahpun membelakangkan kiblat. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru?" tanya pemuda itu. " Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang telah mensyirikkan Allah s. w. t. sewaktu hidupnya. Lantaran Allah s. w. t. menghinakan mereka dengan memalingkan wajah mereka dari mengadap kiblat, bagi membezakan mereka daripada golongan muslim yang lain," jawab ahli ibadah tersebut.

Sambung pemuda itu lagi, " Golongan yang kedua, aku lihat wajah mereka sangat elok semasa mereka dimasukkan ke dalam liang lahad. Tatkala malam hari ketika aku menggali kubur mereka, ku lihat wajah mereka telahpun bertukar menjadi babi. Mengapa begitu halnya, wahai tuan guru?" Jawab ahli ibadah tersebut, " Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang meremehkan dan meninggalkan solat sewaktu hidupnya. Sesungguhnya solat merupakan amalan yang pertama sekali dihisab. Jika sempurna solat, maka sempurnalah amalan-amalan kita yang lain,"

Pemuda itu menyambung lagi, " Wahai tuan guru, golongan yang ketiga yang aku lihat, pada waktu siang mayatnya kelihatan seperti biasa sahaja. Apabila aku menggali kuburnya pada waktu malam, ku lihat perutnya terlalu gelembung, keluar pula ulat yang terlalu banyak daripada perutnya itu." " Mereka itulah golongan yang gemar memakan harta yang haram, wahai anak muda," balas ahli ibadah itu lagi.

" Golongan keempat, ku lihat mayat yang jasadnya bertukar menjadi batu bulat yang hitam warnanya. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru?" Jawab ahli ibadah itu, " Wahai pemuda, itulah golongan manusia yang derhaka kepada kedua ibu bapanya sewaktu hayatnya. Sesungguhnya Allah s. w. t. sama sekali tidak redha kepada manusia yang menderhakai ibu bapanya."

" Golongan kelima, ku lihat ada pula mayat yang kukunya amat panjang, hingga membelit-belit seluruh tubuhnya dan keluar segala isi dari tubuh badannya," sambung pemuda itu. " Anak muda, mereka itulah golongan yang gemar memutuskan silaturrahim. Semasa hidupnya mereka suka memulakan pertengkaran dan tidak bertegur sapa lebih daripada 3 hari. Bukankah Rasulullah s. a. w. pernah bersabda, bahawa sesiapa yang tidak bertegur sapa melebihi 3 hari bukanlah termasuk dalam golongan umat baginda," jelas ahli ibadah tersebut.

" Wahai guru, golongan yang keenam yang aku lihat, sewaktu siangnya lahadnya kering kontang. Tatkala malam ketika aku menggali semula kubur itu, ku lihat mayat tersebut terapung dan lahadnya dipenuhi air hitam yang amat busuk baunya," " Wahai pemuda, itulah golongan yang memakan harta riba sewaktu hayatnya," jawab ahli ibadah tadi.

" Wahai guru, golongan yang terakhir yang aku lihat, mayatnya sentiasa tersenyum dan berseri-seri pula wajahnya. Mengapa demikian halnya wahai tuan guru?" tanya pemuda itu lagi. Jawab ahli ibadah tersebut, " Wahai pemuda, mereka itulah golongan manusia yang berilmu. Dan mereka beramal pula dengan ilmunya sewaktu hayat mereka. Inilah golongan yang beroleh keredhaan dan kemuliaan di sisi Allah s. w. t. baik sewaktu hayatnya mahupun sesudah matinya."

Ingatlah, sesungguhnya daripada Allah s. w. t kita datang dan kepadaNya jualah kita akan kembali. Kita akan dipertanggungjawabkan atas setiap amal yang kita lakukan, hatta amalan sebesar zarah. Wallahua'lam..

Air mata RasuluLlah



Jika harta yang hilang dari diri seseorang, maka tiada apa pun yang
hilang, Jika kesihatan yang hilang dari diri seseorang, maka ada sesuatu
yang hilang, Tetapi jika akhlak yang hilang dari diri seseorang, maka
segala-galanya telah hilang dari diri seseorang.

"Dikisahkan, bahawasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik
bertawaf di Ka'bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf,
sambil
berzikir: "Ya Karim!
Ya Karim!"

Rasulullah s.a.w. menirunya membaca "Ya Karim! Ya Karim!" Orang itu lalu
berhenti di salah satu sudut Ka'bah, dan berzikir lagi: "Ya Karim! Ya
Karim!" Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya
"Ya Karim! Ya Karim!" Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh
ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi
tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata:

"Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku,
kerana aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana
ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada
kekasihku, Muhammad Rasulullah."

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu
bertanya: "Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?" "Belum,"
jawab orang itu. "Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?"

"Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum
pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum
pernah bertemu dengannya," kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: "Wahai orang Arab! Ketahuilah
aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!" Melihat
Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada
dirinya.

"Tuan ini Nabi Muhammad?!" "Ya" jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk
untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah
s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:

"Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu
biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya, Ketahuilah, Allah
mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta
dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi
orang yang beriman, dan membawa berita menakutkan bagi yang
mengingkarinya."

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia
berkata: "Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan
bersabda: "Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona
dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di
hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil
mahupun yang besar!" Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian
pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:

"Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat
perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan
dengannya!" kata orang Arab badwi itu. "Apakah yang akan engkau
perhitungkan dengan Tuhan?" Rasulullah bertanya kepadanya. 'Jika Tuhan
akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan
betapa kebesaran maghfirahnya,' jawab orang itu. 'Jika Dia
memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan
betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran
hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!'

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun
menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu,
air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat
Jibril turun lagi seraya berkata:

"Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:
Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya kerana tangismu, penjaga
Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang.
Katakan kepada temanmu itu, bahawa Allah tidak akan menghisab dirinya,
juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni
semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!" Betapa
sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita tersebut. la lalu
menangis kerana tidak berdaya menahan keharuan dirinya.
"

Time Management



Time Management
Time in the organization is constant and irreversible. Nothing can be substituted for time. Worse yet, once wasted, it can never be regained. Leaders have numerous demands on their limited time. Time keeps getting away and they have trouble controlling it. No matter what their position, they cannot stop time, they cannot slow it down, nor can they speed it up. Yet, time needs to be effectively managed to be effective.
On the other hand, you can become such a time fanatic convert by building time management spreadsheets, priority folders and lists, color coding tasks, and separating paperwork into priority piles; that you are now wasting more time by trying to manage it. Also, the time management technique can become so complex that you soon give up and return to your old time wasting methods.
What most people actually need to do is to analyze how they spend their time and implements a few time saving methods that will gain them the most time. The following are examples of some of the biggest time wasters:
·       Indecision - Think about it, worry about it, put it off, think about it, worry about it, etc.
·       Inefficiency - Jumping in and implementing instead analyzing and designing first.
·       Unanticipated interruptions that do not pay off.
·       Procrastination - Failing to get things done when they need to be done.
·       Unrealistic time estimates.
·       Unnecessary errors - You do not have enough time to do it right, but you had enough time to do it over?
·       Crisis management.
·       Poor organization.
·       Ineffective meetings.
·       Micro-management - failure to let others perform and grow.
·       Doing urgent rather than important tasks.
·       Poor planning and lack of contingency plans.
·       Failure to delegate or delegation of responsibility without authority.
·       Lack of priorities, standards, policies, and procedures.

The following are examples of time savers:

·       Manage the decision making process, not the decisions.
·       Concentrate on doing only one task at a time.
·       Establish daily, short-term, mid-term, and long-term, priorities.
·       Handle correspondence expeditiously with quick, short letters and memos.
·       Throw unneeded things away.
·       Establish personal deadlines and ones for the organization.
·       Do not waste other people's time.
·       Ensure all meetings have a purpose, have a time limit, and include only essential people.
·       Get rid of busywork.
·       Maintain accurate calendars; abide by them.
·       Know when to stop a task, policy, or procedure.
·       Delegate everything possible and empower subordinates.
·       Keep things simple.
·       Ensure time is set aside to accomplish high priority tasks
·       Set aside time for reflection.
·       Use checklists and to do lists.
·       Adjust priorities as a result of new tasks.
 

A Simple Time Management Plan

Effective time management is crucial to accomplishing organization tasks as well as to avoiding wasting valuable organizational assets. The following nine rules from Managing Your Mind will aid you:
·         Get Started - This is one of the all time classic time wasters. Often, as much time is wasted avoiding a project, as actually accomplishing the project. A survey showed that the main difference between good students and average students was the ability to get down working quickly.
·         Get into a routine - Mindless routine may curb your creativity, but when used properly, it can release time and energy. Choose a time to get certain task accomplished, such as answering email, working on a project, completing paper work; and then stick to it every day. Use a day planning calendar. There are a variety of formats on the market. Find one that fits your needs.
·         Do not say yes to too many things - Saying yes can lead to unexpected treasures, but the mistake we often make is to say yes to too many things. This causes us to live to the priorities of others rather then according to our own. Every time you agree to do something else, another thing will not get done. Learn how to say no.
·         Do not commit yourself to unimportant activities, no matter how far ahead they are - Even if a commitment is a year ahead, it is still a commitment. Often we agree to do something that is far ahead, when we would not normally do it if it was in the near future. No matter how far ahead it is, it will still take the same amount of your time.
·         Divide large tasks - Large tasks should be broken up in to a series of small tasks. By making small manageable tasks, you will eventually accomplish the large task. Also, by using a piecemeal approach, you will be able to fit it into your hectic schedule.
·         Do not put unneeded effort into a project - There is a place for perfectionism, but for most activities, there comes a stage when there is not much to be gained from putting extra effort into it. Save perfectionism for the tasks that need it.
·         Deal with it for once and for all - We often start a task, think about it, and then lay it aside. We will repeat this process over and over. Either deal with the task right away or decide when to deal with it and put it aside until then.
·         Set start and stop times - When arranging start times, also arrange stop times. This will call for some estimating, but your estimates will improve with practice. This will allow you and others to better schedule activities. Also, challenge the theory, "Work expands to fill the allotted time." See if you can shave some time off your deadlines to make it more efficient.
·         Plan your activities - Schedule a regular time to plan your activities. If time management is important to you, then allow the time to plan it wisely.

The Big Picture

Keep the big picture of what you want to achieve in sight. Your check lists will have such items as: "staff meeting at 2:00" and "complete the Anderson Company memo" but, do you set quality time aside for the important tasks?
·         Develop a relationship with Sue who may be helpful to me in the long run.
·         Meet with all my workers on a regular basis. (It is your workers who will determine if you are a great leader, not you or your leaders!)
·         Study "you name the book" because in 5 years I want to be "goal."
·         Coach my employees on providing excellent customer service because that is where my vision is pointing to.
·         Set aside time for interruptions. For example, the 15 minute coffee break with Sam that leads to a great idea.
In other words, do not get caught up in short term demands. Get a real life! One quarter to one third of the items on your to do list need to contain the important long range items that will get you, your workers, and your organization to the best!